Senin, 30 September 2013

Mengenal Karakteristik Usahaternak

Photo diambil dari perjalanan survey di Subang 26/07/2009
Karakteristik Usahaternak yang disajikan dalam blog ini lebih difokuskan pada karakteristik usahaternak yang dikelola oleh rakyat/ usaha peternakan rakyat (small holders).  Fokus penyajian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa : (a) pelaku usaha lebih banyak pada peternakan rakyat dibandingkan pada perusahaan peternakan, (b) permasalahan peternakan rakyat sejak NKRI ini berdiri tidak kunjung selesai, malahan semakin terasa berat, (c) subjektivitas dari penulis yang menginginkan peternakan rakyat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap penyediaan pangan asal hewani, dan pendapatan pelaku peternakan rakyat memadai untuk menopang kehidupan yang layak.

A.  Karakteristik Usaha Sapi Perah
B.  Karakteristik Usaha Sapi Potong
C.  Karakteristik Usaha Kerbau
D.  Karakteristik Usaha Domba dan Kambing
E.  Karakteristik Usaha Ayam Ras
F.   Karakteristik Usaha Ayam Buras
G.  karakteristik Usaha Itik
Read more ...

Mengenal Model-model Analisys

Mengenal Model-model Anlisis Usahaternak

A.  Risk and Uncertainty (Risiko dan Ketidakpastian)

B.  Partial Budget Analysis (Analisis Anggaran Parsial)

C.  Gross Margin Analysis (Analisis Gross Margin)

D.  Feasibility Study (Studi Kelayakan) 

  • Net Present Value (NPV)

  • Internal Rate of Return (IRR)

  • Gross B/C

  • Net B/C

  • Profitability Ratio

  • Payback Period

  • Break Event Point

 

 

Read more ...

Partial Budget Analisys

Partial Budget Analisys

Pendahuluan

Secara eksternal, dunia usaha senatiasa terus berubah yang berdampak pada perubahan perekonomian, dan secara umum kondisi internal usahaternak pun juga menghadapi kondisi yang dinamis. Di tengah-tengah perubahan yang terjadi, sebuah usahaternak harus tetap mengacu pada tujuan usaha yaitu memperoleh keuntungan maksimal.  Bisakah keuntungan maksimal dicapai?  Ini sangat tergantung dari respon pemilik/ manajer usahaternak dalam merespon dan mengantisipasi berbagai kondisi yang berpengaruh terhadap usahaternaknya. Respon terhadap perubahan dari pemilik/ manajer usaha biasanya dituangkan dalam sebuah keputusan manajemen usaha, baik dalam perubahan proses produksi, ekspansi usaha, penggunaan teknologi baru, dan pengelolaan usaha, serta perubahan-perubahan lainnya yang menyangkut usaha.  Perubahan-perubahan tersebut dalam usaha akan berkorelasi dengan perubahan pembiayaan (deffernsial cost/ incremental cost), dan penerimaan usaha, serta keuntungan usaha. Konsekuensi dari keputusan pemilik/ manajer begitu kompleks terhadap perubahan pembiayaan dan keuntungan usaha, maka setiap keputusan perlu dievaluasi terlebih dahulu, untuk mengevaluasinya dapat menggunakan analisis Partial Budgetting.

Analisis Partial Budgetiting (penganggaran parsial) merupakan sebuah alat/ model analisis untuk mengukur berbagai perubahan dalam usaha.  Apakah partial budgetting ini penting? Tentu saja jawabannya akan bervariasi tergantung cara pandang pemilik/ manajer usaha terhadap perubahan-perubahan dalam usahanya. Analisis ini secara prosedur relatif sederhana, karena yang dianlisis adalah variabel-variabel (biaya, penerimaan, dan keuntungan) yang berubah saja, evaluasi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel yang berubah dalam meningkatkan atau menurunkan keuntungan usaha.

Prinsip-prinsip Penganggaran Parsial

Keputusan pemilik/ manajer sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal usaha memilki konsekuensi terhadap perubahan keuangan/ finansial usahaternak. Konsekuensi ini menjadi prinsip dalam analisis Partial Budget,  dan beberapa perubahan finansial yang terjadi meliputi :
1.  Peningkatan pendapatan
2.  Pengurangan atau penghapusan biaya
3.  Kenaikan biaya
4.  Pengurangan atau penghapusan pendapatan


Komponen-komponen dalam Penganggaran Parsial

Berdasarkan prinsip dan perubahan finansial yang terjadi, maka komponen dalam penganggaran parsial dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
A. Komponen keuntungan (peningkatan pendapatan, dan pengurangan atau penghapusan biaya), dan
B. Komponen kerugian (kenaikan biaya, dan pengurangan atau penghapusan pendapatan).  
Kedua komponen tersebut dalam aplikasi pengukurannya dapat menggunaan form seperti pada gambar di bawah ini.  Pada form ini komponen keuntungan dan komponen kerugian dikelompokan, dan ditempatkan dalam kolom terpisah. Perubahan keuntungan/ net income Change (G) dapat diperoleh dari selisih perubahan yang terjadi dari jumlah komponen keuntungan (E) dengan jumlah komponen kerugian (F).

Contoh Form Analisis Partial Budget

Cara Menggunakan Analisis Partial Budgetting

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengukur perubahan finansial dengan analisis partial budget adalah :
1.   Buatlah tabel analisis partial budget seperti pada contoh di atas
2.   Analisis berbagai perubahan, dan catatlah perubahan-perubahan tersebut, serta kelompoka berdasarkan: (A) Peningkatan pendapatan, (B) Pengurangan atau penghapusan biaya, dan Kenaikan Biaya (C), dan Pengurangan atau penghapusan pendapatan (D).
3.   Kelompokan perubahan finansial tersebut menurut komponen keuntungan, dan komponen kerugian (Lihat Contoh Form)
4.   Jumlahkan masing-masing perubahan fianansial, yaitu : Total Keuntungan (A+B), dan Total kerugian (C+D).
5.   Hitung perubahan pendapatan (net income change), yaitu (E-F) sesuai tabel di atas.
6.   Buatlah interpretasi dari net income change tersebut.

Contoh Perhitungan

Contoh Kasus

Pak Nidu Ainudes seorang peternak sapi perah, saat ini mempunyai sapi laktasi 5 ekor dengan produksi rata-rata 12 liter/ekor/hari.  Susu hasil produksi Pak Nidu seluruhnya disetor ke koperasi, dan menerima harga Rp. 4.000/liter. Pakan yang diberikan selain rumput adalah Mako alias konsentrat 6 kg/ekor/hari, penggunaan konsentrat ini terasa berat karena harganya mahal mencapai Rp. 3.000/kg.

Pak Nidu yang rajin membaca, menemukan sebuah artikel ilmiah yang memuat hasil riset Tim Fakultas Peternakan Unpad, dalam artikel itu dijelaskan bahwa daun kaliandra (Calliandra calothyrsus) mengandung protein relatif tinggi dapat dijadikan sebagai substitusi pakan konsentrat. Penggunaan daun kaliandra 20 % sebagai substitusi konsentrat dapat meningkatkan produksi susu 0,25 liter/ekor/hari.  Pak Nidu tertarik menerapka hasil riset tersebut, apabila harga daun kaliandra kering Rp 1.500/kg, apakah inovasi ini masih memberikan keuntungan terhadap usaha sapi perah pak Nidu?

Analisis Kasus

Perubahan yang terjadi :
(A)    Peningkatan pendapatan: kenaikan produksi susu 0,25 kg/ekor x R. 4.000
(B) Pengurangan atau penghapusan biaya: Pengurangan penggunaan konsentrat 1,2 kg/ekor/hari x Rp. 3.000
(C)   Kenaikan Biaya :  Membeli daun kaliandra untuk 1,2 kg/ekor/hari X Rp. 1.200/kg
(D)   Pengurangan atau penghapusan pendapatan:  Tidak Ada.


Perhitungan Substitusi kaliandra terhadap pakan konsentrat dengan Analisis Partial budget


Tabel : Analisis Partian Budget Substitusi Kaliandra terehadap Penggunaan Konsentrat

Keputusan mengganti konsentrat sebesar 20 % dengan daun kaliandra, secara finansial akan memperoleh tambahan pendapatan usaha sebesar Rp 14.000/hari. Keputusan ini layak secara finansial.

Read more ...
Kamis, 26 September 2013

Langkah-langkah Memulai Usaha

Langkah-langkah Memulai Usaha

Kesuksesan dalam sebuah usaha tidak datang begitu saja, juga kesuksesan pada sebuah usaha dalam bidang peternakan, membutuhkan proses yag sangat panjang. Jangan mengharapkan sebuah kesuksesan dapat diraih dengan cara-cara instant, memang tidak ada larangan, namun pengalaman Saudara-saudara kita yang memulai usaha dan langsung meraih sukses pada akhirnya tidak dapat melanjutkan kesuksesannya dan berbuah pada kebangkrutan. Mengapa ini terjadi? Jawabannya bisa sederhana dan bisa juga komplek, yang jelas untuk terjun didunia usahaternak perlu sebuah perencanaan usahaternak yang matang, didukung oleh kesiapan mental.

Perencanaan usaha sangat bermanfaat untuk memprediksi tingkat kelayakan usaha atas dasar asumsi-asumsi tertentu yang digunakan sebagai patokan dalam membuat rencana usaha tersebut, tidak hanya itu rencana usaha memiliki fungsi sebagai guidance pada tahap pelaksanaan usaha, dan instrument kegiatan evaluasi dan monitoring (monev) untuk usaha yang telah berjalan. Tujuan usaha secara komersil adalah untuk mencari keuntungan, berbagai kegiatan selayaknya difokuskan untuk meraih keuntungan tersebut, di sini sangat membutuhkan kedisiplinan, kerja keras dengan motivasi tinggi, keuletan, serta tidak pantang menyerah. Dalam menjalankan usaha walaupun dengan mental tersebut terkadang keuntungan sebagai tujuan utama usaha tidak tercapai bahkan mengalami kerugian, apalagi tidak didukung dengan mentalitas seperti yang diuraikan di atas. Kesiapan mental di sini juga dimaksudkan kesiapan mental untuk menyikapi kesuksesan, maupun kegagalan yang diraih. Tentunya Saudara sepakat bahwa dalam kegiatan usahaternak perlu dukungan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dari pelaku usaha, tidak pun tidak masalah, karena jiwa kewirausahaan sebagian merupakan bakat, dan sebagian lagi dapat diperoleh dari pendidikan dan pengalaman, terutama pengalam pada saat memulai dan menjalankan usaha sendiri, begitu juga dengan pengalaman dari orang lain. Artinya bahwa memulai usaha harus dibarengi dengan peningkatan jiwa kewirausahaan itu sendiri. Mulailah usaha dengan penuh perhitungan yang logis, jangan hanya mengandalkan intuisi bisnis semata, tempuhlah lagkah-langkah memulai usaha.

Langkah Pertama

MENGGALI IDE USAHA

Banyak kasus orang yang kebingungan saat berkiinginan terjun dalam dunia usaha. Kebingungan ini timbul karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup memadiai untuk memulai usaha. Keterbatasan informasi ini seringkali menjadi faktor penghambat timbulnya gagasan/ ide untuk memulai usaha.  

Langkah pertama dalam memulai usaha adalah mencari ide tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha, untuk usaha baru ide ini setidaknya harus sampai pada keputusan memilih jenis, dan skala usaha yang akan didirkan. Tahapan apa saja untuk memperoleh ide usaha tersebut?
  • Mengidentifikasi dan menggali ide inovatif, peluang usaha, dan metode/ cara memanfaatkan peluang yang ada.
  • Memilih salah satu ide usaha yang memiliki prospek lebih baik diantara ide-ideu usaha yang berhasil diidentifikasi

Tahap a. Mengidentifikasi dan menggali ide inovatif, peluang usaha, dan metode/ cara memanfaatkan peluang yang ada

Mengidentifikasi dan menggali ide inovatif merupakan sebuah proses untuk menciptakan sesutu yang belum ada menjadi ada, dan atau menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Sejalan dengan itu, maka ide inovatif di sini adalah menciptakan usaha yang belum dilakukan orang lain, dan atau menciptakan usaha yang berbeda dari orang lain. Menciptakan usaha baru bukanlah pekerjaan yang gampang, namun bukan tidak mungkin dapat menciptakan usaha baru, kalau itu sulit dilakukan, Saudara dapat membuat usaha seperti yang telah ada/ berkembang saat ini, namun diusahakan usaha yang Saudara ciptakan memiliki perbedaan dari usaha-usaha yang telah ada, jadi usaha baru yang diciptakan memiliki keunikan tersendiri.

Mengidentifikasi dan menggali peluang usaha sebagai rangkaian proses untuk menemukan peluang yang lebih menguntungkan bagi Saudara. Proses ini mensyaratkan Saudara untuk mencari informasi yang lebih banyak tetntang usaha yang bersangkutan, karenanya perlu banyak membaca, dan berdiskusi dengan orang-orang yang kompeten di bidangnya, serta selalu mengamati perkembangan usaha sejenis yang telah dilakukan oleh orang lain, bahkan harus mengikuti perkembangan fenomena pasar, dan fakta supply-demand komoditi di pasaran.

Mengidentifikasi dan menggali metode atau cara dalam memanfaatkan peluang merupakan tahap yang mutlak harus dilakukan, karena metode ini merupakan instrumen/ alat yang dapat digunakan untuk meraih manfaat dari peluang yang ada. Proses ini harus sampai pada tahap memperoleh strategi dan manajemen usaha. Untuk memperloleh strategi, tentunya Saudara perlu melakukan kajian mengenai faktor penghambat dan faktor pendukung usaha. Secara teoritis, faktor penghambat terdiri dari kelemahan, dan ancaman, sedangkan faktor pendukung terdiri dari potensi dan peluang. Seluruh faktor tersebut perlu diidentifikasi, dan diformulasikan menjadi sebuah strategi usaha. Untuk membuat strategi dapat menggunakan Analisis SWOT. Manajemen usaha merupakan cara mengelola usaha dengan tujuan pemanfaatan peluang tersebut dapat dilakukan secara efisien, dan pada tahap implementasi usaha pun harus berjalan secara efisien pula. Manajemen usaha ini berdasarkan teori setidaknya terdapat 4 (empat) fungsi yang terdiri dari planning (perencanaan), organizating (pengorganisasian), actuating (pengarahan), dan controlling (pengawasan). Pada tahap ini Saudara akan memiliki bagaimana strategi untuk memanfaatkan peluang, dan bagaimana manajemen yang harus dilakukan untuk memanfaatkan peluang seoptimal mungkin, sehingga peluang yang ada dapat diraih dan memberikan keuntungan bagi Saudara.

Tahap b. Memilih salah satu ide usaha yang memiliki prospek lebih baik diantara ide-ideu usaha yang berhasil diidentifikasi

Tahapan ini merupakan serangkaian proses sebagai kelanjutan dari proses pada tahap a, pekerjaannya adalah mengeleminasi ide-ide yang telah teridentifikasi dengan indikator : (1) ide tersebut bisa dilaksanakan sesuai dengan kemampuan Saudara, (2) ide yang dapat dilaksanakan adalah ide yang memberikan keuntungan yang lebih besar. Proses eleminasi ide inovatif tersebut sebaiknya melibatkan orang lain yang kompeten, dan didasarkan pada pemikiran-pemikiran yang logis, hal ini perlu akomodir untuk mengurangi subjektivitas dala upaya memperoleh jenis usaha yang lebih prospek dan menguntungkan bagi saudara.

Sebagai saran dalam memilih ide usaha dari banyak ide yang telah Saudara inventarisir :
  1. Menggunakan metode brainstorming: untuk melaksanakan metode ini buatlah list orang-orang yang kompeten di bidang usaha, undang, dan diskusikanlah ide usaha dengan mereka, serta minta pendapatnya untuk menila usaha mana yang paling prospek.
  2. Melakukan analisis kesesuaian ide usaha dengan kemampuan den keahlian Saudara. Pilihlah jenis usaha yang lebih sesuai dengan kemampuan dan keahlian saudara.
  3. Melakukan analisis kesesuaian ide usaha dengan motivasi, pilihlah jenis usaha yang didukung oleh motivasi alamiah (bukan ego). 
  4. Melakukan analisis terhadap risiko usaha, pada tahap memulai usaha sebaiknya dipilih risiko usaha yang paling kecil. Fakta yang ada bahwa semakin besar risiko semakin besar harapan keuntungannya, sebaliknya usaha yang risikonya kecil, harapan untungnya pun kecil pula. Untuk lebih menajamkan hasil analisis sebaiknya mempelajari teori Risk and Uncertainty dan manajemen risiko.
Proses eleminasi ini sebaiknya dilakukan secara bertahap; sebagai contoh Saudara berhasil menginventarisir 12 jenis usaha, maka tahap eleminasi pertama pilih 6 jenis usaha, tahap eleminasi kedua pilihlah 3 jenis usaha, dan tahap ketiga pilih 1 (satu jenis usaha). Sebagai resumu tulisan Langkah-langkah memulai usaha dapat dilihat pada Ilustrasi di bawah ini.

 
Ilustrasi Langkah-langkah Menggali Ide Usaha




Langkah Kedua
MENCARI INFORMASI TENTANG USAHA

Langkah Ketiga
MERENCANAKAN USAHA

Langkah Keempat
MELAKSANAKAN USAHA

Langkah Kelima
MEMBUAT ANALISIS USAHA SECARA PERIODIK
Read more ...
Senin, 23 September 2013

Bagaimana Membuat Analisis Usahaternak



Membuat analisis usahaternak sama seperti membuat analisis usaha lainnya, bagi Saudara yang akan membuatnya sebaiknya mengenal objek yang akan dianalisis, menetukan model analisis yang sesuai dengan tujuan, dan memperhatikan aspek-aspek yang dipertimbangkan.  Mengapa demikian, karena tingkat pemahaman terhadap objek, model analisis dan aspek-aspek yang dipertimbangkan akan berpengaruh terhadap akurasi, dan pemahaman hasil analisis, sehingga keputusan yang diberikan untuk menilai usaha yang dianalisis menjadi lebih baik.  Untuk itu bagi Saudara yang belum mengenal dunia peternakan dan akan membuat analisis usahaternak, bisa membaca artikel di bawah ini.

Objek dan Model Analisis Usahaternak


Beberapa jenis usaha dalam bidang peternakan menurut komoditasnya, antara lain usahaternak: sapi perah, sapi potong, Domba, Kambing, Kerbau, kelinci, dan usahaternak lainnya.  Jenis-jenis usaha tersebut memiliki karakteristik usaha yang berbeda, sehingga pengetahuan dan pemahaman terhadap karakteristik tersebut akan membantu Saudara dalam membuat analisis usahaternak.  Mengapa demikian? Usahaternak diibaratkan sebuah “pabrik biologis”, dimana input produksi sebagai contoh adalah pakan  yang memiliki analogi sebagai “bahan baku” akan diproses dalam tubuh ternak untuk tumbuh-kembang, berproduksi dan bereproduksi, dan akan menghasilkan output daging, susu dan telur (tergantung jenis ternaknya). Setiap jenis ternak mempunyai perbedaan dalam potensi genetik, kemampuan adaptasi fisiologis, dan kemampuan mengefisienkan pakan, dan lain-lain, sehingga pengukuran output tidak bisa menggunakan deret ukur maupun deret hitung.

Perbedaan di atas juga membutuhkan penanganan tersendiri dalam pelaksanaan usahanya, inilah yang menjadi pembeda usahaternak dengan usaha non biologis lainnya, sehingga dalam membuat analisis usahaternak pengetahuan dan pemahaman terhadap jenis usaha sangat dibutuhkan. Tanpa mengenal objeknya pun, analisis usaha bisa dilakukan, namun ketepatan dan interpretasi dari hasil analisis tersebut tidak akan seakurat dan sebaik kalau Saudara lebih memahami karakteristik jenis usahaternak. Nah sekarang, tersera Saudara mau pilih yang mana? Kalau Saudara memilih membuat analisis usaha untuk hasil analisis akrat dan dapat memberikan interpretasi dengan baik silakan mengenal karakteristik usahaternak. Tidak cukup sampai di situ, perlu juga menentukan model analisis usaha yang akan dipergunakan, karena model anlisis merupakan instrumen/ alat yang dipergunakan dalam membuat analisis usaha ternak.  Untuk menetukan model analisis apa yang dipergunakan, sebaiknya Saudara terlebih dahulu mengenal model-model analisis usahaternak.


Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam membuat rencana usahaternak


Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam membuat analisis usaha, namun tentunya sangat tergantung dari tujuan analisis itu sendiri. Beberapa aspek yang biasa dipertimbangkan dalam membuat analisis usahaternak, terutama dalam menganalisis usaha baru. Sebelum memutuskan terjun ke dunia usaha ternak sebaiknya membuat rencana usaha dengan memperhatikan banyak aspek. beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan menurut beberapa literatur antara lain :
  • Aspek teknis, institusional-organisasional-manajerial, sosial, komersil, finansial, dan ekonomi, tetapi cara pengelompokkan yang lain akan sangat berguna juga untuk didiskusikan (Ripman, 1964 dalam Gitinger, 1986).
  • Aspek Pasar dan Pemasaran, Teknis, Keuangan, Manajerial, Lingkungan, dan Legalitas, (Suad Husnan dan Suwarsono, M., 2000). 
  • Aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, pasar dan pemasaran, serta aspek produksi, (Moch. Ichsan, dkk., 2000).
Aspek-aspek menurut para ahli tersebut merupakan aspek yang secara umum perlu dikaji secara komprehensip, namun perlu diingat uraian sebelumnya, bahwa usahaternak adalah usaha yang produknya dihasilkan dari “pabrik biologis”, sehingga perlu ada kajian mengenai aspek zooteknis.  Sebagai simpulan (diambil dari bahan ajar mata Kuliah Studi Kelayakan Fakultas Peternakan Unpad) aspek-aspek usaha yang dikaji dalam membuat rencana usahaternak adalah : 
  • Aspek Pasar dan Pemasaran
  • Aspek Teknis, Zooteknis dan Produksi
  • Aspek Keuangan
  • Aspek Institusional-organisasional-manajerial
  • Aspek Lingkungan
  • Aspek Legalitas
Analisis terhadap usaha yang sedang berjalan pun tidak ada salahnya mempertimbangkan aspek tersebut, perode-periode tertentu untuk usaha yang sedang berjalan perlu dilakukan analisis terhadap aspek-aspek tersebut.  Mengapa harus dilakukan? Kondisi usaha ini dinamis yang disebabkan oleh faktor-faktor : perkembangan perekonomian nasional dan internasional, perubahan kebijakan yang terkait dengan usaha peternakan, perkembangan teknologi dan inovasi (dibidang pembibitan, pakan ternak, dan manajemen), perubahan tataguna lahan dan alihfungsi lahan pertanian, serta perkembangan isu-isu lingkungan. Kondisi dinamis ini perlu diantisipasi dan dikelola dengan bijak, agar usaha tetap untung.  Membuat analisis usahaternak pada usaha yang berjalan dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut sangat bermanfaat, dan  hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menentukan langkah usaha selanjutnya menuju usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan.


  • Langkah Pertama  : Menggali Ide Usaha
  • Langkah Kedua     : Merencanakan Usaha
  • Langkah Ketiga     : Melaksanakan Usaha 
  • Langkah Keempat :  Membuat Analisis Usaha Secara Periodik



 
Read more ...
Informasi Lain dapat diperoleh dari infosato